The Story Behind

By Rza-Yndwn
Dalam perjalanan Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dari masa ke masa telah muncul berbagai aktivitas permusikan, baik berupa kegiatan musik, maupun pembentukan komunitas musik. Sejarah mencatat lebih dari puluhan, bahkan ratusan kegiatan yang terkait permusikan telah digelar sejak DJP berdiri. Namun demikian, berbagai aktivitas dan pergerakan tersebut bersifat lokal, parsial, dan tidak berada dalam sebuah komunitas yang bersifat nasional. Maka menjadi hal yang wajar apabila pecinta, pelaku, dan pegiat musik di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memimpikan adanya sebuah wadah pemersatu. Di mana sebelumnya mimpi tersebut sulit terwujud karena berbagai faktor, misalnya sarana komunikasi, penempatan pegawai, dan hal lainnya.
Bulan September 2018 menjadi awal mula peristiwa yang mengawali ide pembentukan komunitas musik nasional. Kami patut berterima kasih pada kegiatan Konser Amal Direktorat Bea dan Cukai dan kegiatan live music di Friday Market DJP. Karena serangkaian diskusi ringan di acara tersebut, sejumlah inisiator komunitas mengadakan pertemuan perdana untuk membahas pembentukan komunitas di Lantai 19, Dit. Keberatan dan Banding DJP. Pertemuan yang dilaksanakan pada 30 September 2018 ini dihadiri oleh Agus Maulana, Irsan Elkana, Aris Jatmiko, dan Riza Nur. Dari pertemuan ini, dihasilkan sebuah proposal anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) dan rencana kegiatan peluncuran komunitas.
Setelah bergerilya melalui pembentukan grup Whatsapp khusus, pada tanggal 19 Oktober 2018, bertempat di warung kopi Tenda Biru BKPM berlangsung pertemuan antara inisiator komunitas dengan perwakilan Tax Underground Community (TUC). Inisiator komunitas diwakili oleh Aris Jatmiko, Laksmi Indriani/Jeanny, Erril Forensik, dan Riza Nur (Dit. Keberatan dan Banding) dan Agus Maulana (Dit. Transformasi Proses Bisnis) bertemu dengan perwakilan TUC, Didik Yandiawan (KPP Pratama Jakarta Kembangan). Pertemuan dilakukan untuk membahas secara serius mengenai langkah-langkah pembentukan komunitas musik DJP beserta rencana-rencana kegiatan yang akan dilakukan. Sebelumnya, berlangsung diskusi mengenai komunitas yang menggali sepak terjang TUC sebagai salah satu komunitas musik yang aktif dalam pengarsipan aktivitas musik dari skema independen di DJP.
Bak gayung bersambut, hasil pertemuan sampai ke telinga Arif Hoedha (pegawai ex-djp) yang langsung memberikan dukungan moral, jiwa, dan raga untuk komunitas musik di DJP. Namun demikian, Musibah Lion Air JT-610, bencana alam, dan sejumlah aktivitas DJP di akhir tahun sempat menunda rencana pembentukan serta perizinan ke Sesditjen.
“Kami patut berterima kasih pada kegiatan Konser Amal Direktorat Bea dan Cukai dan kegiatan live music di Friday Market DJP. Karena serangkaian diskusi ringan di acara tersebut, sejumlah inisiator komunitas mengadakan pertemuan perdana untuk membahas pembentukan komunitas di Lantai 19, Dit. Keberatan dan Banding DJP. “
Awal tahun 2019 menjadi momentum bagi TAXIC untuk mulai merangkai kembali konsep-konsep yang dibahas sebelumnya. Hasilnya, pada tanggal 1 Februari 2019, bertempat di Cafe Kantin Kita, Lantai Semibasement, Gedung Mar’ie Muhammad, para pemrakarsa awal bersama rekan lainnya di DJP, yaitu Cesar Samuel Romulo Radjagukguk (KPP Badora), Amos Ginting (KLIP), Ichwanurdien Bahalwan (Kanwil DJP Jakut), Irsan Elkana Manik (TPB), Willy Arifianto (TTKI), dan Antonius Danang Dwiputranto (TIP), menyepakati nama dan logo TAX MUSIC COMMUNITY (TAXIC) sebagai nama komunitas. Atas dasar itulah, tonggak berdirinya TAXIC yang kelak akan diperingati setiap tanggal 1 Februari.
TAXIC mengawali tiga kegiatan perdana dalam sebulan yang menjadi pemacu terlaksananya kegiatan perdana. Pertama, mengelola spot musik Friday Market DJP dan spot musik di Cafe Kantin Kita. Kedua, melaksanakan pendataan grup musik di Internal Kantor Pusat DJP, LTO, dan PMA Kalibata untuk menjadi pengisi spot musik. Ketiga, dua inisiator TAXIC, Arief Hoedha dan Didik Yandiawan menjadi narasumber acara diskusi bertajuk …AND TAXES FOR ALL – ngobrol soal pajak bagi pelaku musik yang dilaksanakan oleh Kios Ojo Keos pada tanggal 12 Maret 2019. Ketiga rangkaian kegiatan tersebut berlangsung lancar, sampai akhirnya pada tanggal 21 Maret 2019, TAXIC menghadap Sesditjen, Bapak Peni Hirjanto untuk mengajukan permohonan izin pembentukan TAXIC. Puji syukur, beliau sangat mendukung pembentukan TAXIC.
Selanjutnya, pada tanggal 26 Maret 2019, TAXIC mengadakan pertemuan dan permohonan izin pelaksanaan acara bertajuk “Bass Guitar Clinic oleh Franky Sadikin” dengan menemui Kabag Umum Setditjen, Bapak Dwi Budi Iswahyu. Acara ini merupakan acara perdana resmi TAXIC yang yang direncanakan diadakan tanggal 29 Maret 2019. Selain itu, pada tanggal 28 Maret 2019, TAXIC digandeng oleh KOMPATRIOT DJP selaku pengelola knowledge management DJP untuk menjadi komunitas percontohan dalam pengelolaan Community Of Interest (CoI).




Ada rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bercampur dengan rasa haru yang menyeruak ketika pengumuman resmi acara “Bass Guitar Clinic oleh Franky Sadikin” diumumkan melalui pelantang yang terhubung ke seluruh lantai Gedung Mar’ie Muhammad. Pada malam pelaksanaan acara, TAXIC bersama seluruh peserta yang hadir larut dalam kebahagiaan. Selama sejam, Franky Sadikin membagikan tips dan unjuk aksi dalam bermain bass di hadapan seluruh peserta. Selain itu, jam session bersama pemusik TAXIC mengiringi para tamu yang hadir. Pejabat Eselon II diwakili oleh Bapak Peni Hirjanto (Sesditjen) dan Bapak Iwan Djuniardi (Direktur TTKI) menyumbang lagu. Turut hadir beberapa pejabat Eselon III di antaranya, Ibu Henny Setyawati (Kepala KLIP), Bapak Dwi Budi Iswahyu (Kabag Umum), Bapak R. S. Suworo (Kabag Mutasi dan Kepangkatan, Bapak Oding Rifaldi (Kabag Organta), Bapak Ngadenan (Kabag Keuangan), dan para pejabat Eselon IV yang turut hadir.
Resmi sudah TAXIC mendekarasikan diri sebagai wadah yang menyatukan pegawai DJP, ex-DJP, pramubakti, security, dan para pihak di DJP dari seluruh penjuru tanah air. Siapapun yang memiliki antusiasme dalam bidang musik, baik musisi penikmat, pecinta, pegiat, kolektor, dan pemerhati musik juga dapat bergabung di TAXIC. Dengan mengusung motto Work – Music – Inspiring – Repeat, TAXIC diharapkan dapat menjadi pemersatu dan pengikat tali persaudaraan, dari Sabang sampai Merauke; dari Timor sampai Talaud.
Salam Brotherhood! (rza-yndwn)